Dirosat (Kajian Utama)
Wajah kita sangat bisa berdebu secara spiritual, bila kita tak punya banyak waktu untuk membasuhnya dengan ibadah dan komunikasi dengan Allah. Wajah kita bisa berdebu, secara personal, bila kita selalu keliru mempersepsi seperti apa seharusnya kita. Wajah kita bisa sangat berdebu secara sosial, apabila kita tak pernah punya kendali atas diri sendiri. Wajah kita bisa berdebu secara profesional, bila kita tak kunjung memberi arti bagi diri dan orang-orang di sekitar kita. “Menatap Wajah – wajah Kita Yang Berdebu”Dzikroyat (Kenangan)
Muhammad Dahlan, Aktivis Sosial daerah BekasiBekasi, memang tak jauh dari Jakarta, bahkan terkesan sudah menyatu dengan ibukota. Tapi tak banyak yang tahu, termasuk masih ada beberapa kawasan di Bekasi yang masih terbelakang masyarakatnya. Termasuk, masih minim pemahaman agamanya. Itulah yang mengusik perasaan Muhammad Dahlan untuk giat mengajarkan keislaman di sana sejak 15 tahun yang lalu.
WIJHAT
TELL YOUR TEEN YOU LOVE THEMKesibukan orang tua mungkin tak ada habisnya, tapi masa depan anak pasti tak ternilai harganya.
Mu’jizat Al Qur’an
Mereka Kuat Memikul Beban Perjuangan Karena KhusyukPernahkah Anda mencoba untuk merasakan dengan ketundukan bahwa Allah swt melihat dan memperhatikan Anda di setiap detik? Ini salah satu metode untuk mengobati penyakit. Dan metode itu bernama, khusyuk.
Alamiyat
Chad, Negeri Pencetak Huffazh Al Qur`an dari Bawah Pohon
Puluhan anak laki-laki dan perempuan itu berkumpul. Mereka semua ceria, seperti tak merasakan panas dan teriknya sinar matahari yang begitu menggigit. Sebagian, ada yang berhimpun di bawah pepohonan. Mereka, anak-anak Muslim di Chad, yang tengah belajar membaca dan menghafal Al Quranul Karim. Yang unik, mereka tidak memegang mushaf Al Quran sebagaimana layaknya orang yang sedang menghafal. Mereka memegang sebilah kayu papan yang bertuliskan lafaz-lafaz Al Qur`an, yang sedang mereka hafal. Ikuti kisah anak – anak negeri chad mengikuti ”Halaqah Pohon ”.
RUHANIYAT
Aku Penuhi Panggilan-Mu Ya Allah…
Selamat dan keberkahan,untuk hamba-hamba Allah yang telah menginjakkan kakinya di bumi yang disebut Rasulullah saw “ahabbu ardhin ilaa nafsii”, belahan bumi paling aku cintai. Di sanalah awal kumandang Laa ilaaha illallah bergema dan seperti tidak ada putusnya…
THUMUHAT
PINTU – PINTU KEBENARANDi masa kecilnya Sayyid Quthub sering mendengarkan beberapa qori membaca Al Qur’an di rumahnya. Lantunan suara sang qori menghadirkan teks dalam bunyi yang indah. Akalnya terhentak. Hatinya tergugah. Imajinasinya tergoda. Kelak pergumulan yang lama dengan teks itu ia narasikan kembali sebagai sebuah pengalaman batin tentang bagaimana ia hidup di bawah naungan Qur’an. “Itu kerunia. Dan takkan ada yang tahu karunia itu kecuali mereka yang pernah merasakannya”, katanya.
JAULAT (Catatan Perjalanan)
Menyambangi Kampung Apuk, Kawasan Banjir Permanen di JakartaTak sekadar banjir, sebagian warga kampung kapuk telah mengubah rumahnya menjadi rumah apung dan panggung. Sehari – hari mereka berteman dengan banjir yang tak pernah surut dari tahun 1995. Namun warga di sini optimis dan menikmati banjir dengan caranya sendiri. Bagaimana ? Ikuti perjalanan Tarbawi edisi ini.
LIQOAT
Prof. Dr. Prayitno, MSc.Ed,Perintis Pendidikan Konselor Di IndonesiaTahun 1993, ketika berhaji di tanah suci, Prof Dr Prayitno, MSc.Ed memanjatkan sebuah doa khusus. “Ya Allah, jadikan profesi konselor bermanfaat, yang dilaksanakan oleh petugas yang bermandat, profesi ini diakui secara sehat oleh pemerintah dan masyarakat.” Doa yang kemudian menjadi kriteria kemartabatan konselor ini menggambarkan obsesi terdalam Prof Prayit—begitu dia biasa disapa, dalam dunia pendidikan konseling yang telah ditekuninya lebih dari 45 tahun.
Dapatkan Majalah ini segera!
Hub 081391004706 (Tri Prast)
0 komentar:
Posting Komentar