Tarbawi Edisi 235



Tarbawi Edisi 235 – Th.12, Terbit 13 Agustus 2010

Dirosat (Kajian Utama)

Kapan Terakhir Kali Kita Menitikkan Air Mata
Air mata karena takut pada Allah kadang lama tidak menetes dari pelupuk mata kita. Bahkan mungkin kita sudah lupa, kapan terakhir kita menitikkannya. Padahal sebenarnya, ada banyak tempat dan kesempatan yang kita temui, dimana seharusnya kita bisa membuat air mata itu mengalir. “Tidak ada mata berderai kecuali di belakangnya ada hati (yang hidup)” (Ali bin Abi Thalib)


Dzikroyat (Kenangan)

Houtman Zainal Arifin, 60, Mantan Vice President Citibank
Houtman Zainal Arifin (60) merintis karir dari bawah. Dari pesuruh (office boy) hingga menjadi manajer. Bahkan, sebelumnya dia sempat berjualan asongan di Jatinegara , hingga harus diusir petugas ketertiban (satpol PP). Pengalaman hidup susah memberikan banyak pelajaran. Salah satunya, betapa pentingnya perhatian pada orang-orang kecil. “Jika Mau Maju, Dekatilah Kaum Dhuafa,” kata dia.

Kearifan Kota

Ruang Terbuka untuk Para Lansia
Di kota yang kian sibuk, betapa berharganya sebuah perhatian. Di saat usia semakin bertambah, betapa berartinya sebuah kepedulian. Di ruang publik, orang-orang lanjut usia (lansia) itu bisa bersilaturahmi dan saling berbagi. Ya, di Taman Langsat Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, para lansia kini bisa merasakan ruang terbuka.

Kearifan Komunitas

Komunitas Sahabat Mata
Tak hanya memikirkan dirinya sendiri, komunitas tuna netra ini juga peduli yang lain, bahkan pada orang yang masih bisa melihat (awas). Mereka tak ingin, karena persoalan ekonomi, jumlah orang buta bertambah. Maka, mereka pun membagikan kacamata secara cuma-cuma pada anak-anak yang tidak mampu.

Mu’jizat Al Qur’an

Marahlah, Agar Sakit-sakitan
Tak Mampu memenej Marah Sering Sakit

Jaulat (Catatan Perjalanan)

Mengunjungi Pasar Syariah Pertama di Indonesia: Bebas Riba, Antirokok, dan Saling Percaya.
Sekilas, Pasar di Jalan Kutisari Selatan, Surabaya ini tak berbeda dengan pasar lainnya. Tapi, tengoklah lebih dekat, pasti akan terasa nuansa yang lain. Selalu terdengar suara Al-Qur’an dari pengeras suara. Saat waktu sholat, para pedagang berduyun-duyun datang ke masjid, untuk sholat berjamaah. Dan yang lebih penting lagi, semua transaksi dilakukan secara Islami. Tak ada riba, jujur, dan semua harus saling percaya. Itulah potret pasar syariah yang pertama di Indonesia.

LIQOAT

Dr Hamid Fahmy Zarkasy: Target Ramadhan, Spritualitas Saja Tidak Cukup
Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A. Ed, M. Phil. bisa disebut sebagai salah seorang pemikir Islam terkemuka di Indonesia saat ini. Selain lewat buku, tulisannya juga tersebar di berbagai media, yang mengupas berbagai persoalan pemikiran, mulai dari respon atas pemikiran sekuler, liberalisme, hingga masalah peradaban. Di sesela kesibukannya mengajar di beberapa perguruan tinggi dan mengisi berbagai acara, putra ke-9 dari KH Imam Zarkasyi, pendiri Pesantren Modern Gontor Ponorogo, ini berkenan melayani wawancara dengan Tarbawi.

0 komentar:

Posting Komentar

Terlaris Pekan Ini

 

Copyright © 2010 Majalah Tarbawi All Rights Reserved

Design by Dzignine

Maintenance by Indra