Tarbawi Edisi Khusus "Ayah, Ibu, Aku Ingin Bertemu" Sepi Rindu Para Pencari Garis Keluarga



Assalamu alaikum wr wb

Sahabat Pembaca Tarbawi, apa kabar ? Semoga anda semua selalu bertabur rahmat dan barokah Allah swt. Tak terasa, kita sudah berjumpa dengan bulan Sya'ban. Semoga kita dimudahkan untuk menjadikan bulan ini sebagai momen persiapan menghadapi Ramadhan nanti. Karena memang sebagaimana kita yakini selama ini, Sya'ban adalah indikator kesuksesan dalam Ramadhan nanti.

Sesuai janji kami, Tarbawi kali ini hadir dalam format edisi khusus. Seperti tahun-tahun yang sudah, kami menyebutnya edisi khusus, Karena ada sebuah tema khusus yang kita gali secara mendalam, sehingga hampir semua rubrik temanya menyesuaikan. Beberapa rubrik bahkan kami tunda sementara untuk memberikan ruang yang memadai bagi tema khusus ini.

Edisi khusus kali ini menggali tentang rasa sepi dan rindu para pencari garis keturunan. Ini tentang pergumulan batin saudara kita yang harus berpisah dengan orang tua kandungnya, baik ayah, ibu, atau keduanya. Termasuk juga berpisah dengan saudara kandungnya. Banyak narasumber sebetulnya yang memiliki pengalaman berpisah dengan orang tua kandung, tapi tidak banyak yang berkenan untuk berbagi cerita, dengan berbagai alasan. Kami sangat memahaminya, karena ini melibatkan sisi-sisi yang paling pribadi.

Kepada narasumber yang telah berkenan membagi kisahnya, kami ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setulusnya. Bagi yang sedang dalam proses mencari ayah, ibu, atau saudara, semoga ini menjadi jalan yang mendekatkan. Kami yakin banyak pelajaran yang bisa diambil dari segala kisah itu, baik bagi yang memiliki pengalaman serupa ataupun bagi kita yang sejak kecil hingga sekarang hidup bahagia dengan kedua orang tua.

Semoga Anda, bisa memaklumi jika edisi khusus ini menjadi momentum kenaikan harga. Selisih Rp 2.000,- dari harga sebelumnya adalah pilihan yang berat bagi kami, tapi harus, untuk menyesuaikan biaya produksi yang terus merangkak naik. Kami yakin, ini tak akan mengurangi makna kebersamaan kita selama ini. Terima kasih atas dukungannya selama ini.

intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit aqdamakum


Ringakasan Isi Edisi Khusus "Ayah, Ibu, Aku Ingin Bertemu" Sepi Rindu Para Pencari Garis Keluarga

Aku adalah Allah dan Aku adalah Ar Rahman. Aku Telah menciptakan rahim, aku jadikan rahim pecahan kata dari namaku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menyambungnya. Dan siapa yang memutusnya, maka Aku akan memutusnya. (HR Ahmad)

Ibu, Ayah, dan Rasa Batin Kita
oleh : Ahmad Zairofi AM

Dari ibu dan ayah, kita datang. Tapi bisa bersama siapa saja kita berkembang. Sebagian kita berjatah baik, ibu dan ayahnya adalah pembimbing utamanya, penumbuhnya sekaligus teman bermainnya hingga dewasa. Sebagian kita berkabar lain. Bertahun-tahun hidup bersama ayah dan ibu yang diyakini sebagai orang tua kandung Rupanya bukan. Mereka bisa pengasuh atau orang tua angkat, atau 'ayah ibu' milik bersama bagi penghuni panti.

Harga Sebuah Silsilah , Merasakan Kasih Sayang Allah di Garis-garis Keluarga
oleh : Sultan Hadi dan Ahmad Zairofi AM

Karena di sana, di garis-garis silsilah Biologis itu kita bisa menyatukan jiwa. Disana kita merasakan cinta dan kasih sayang, menciptakan kemuliaan, tidak hanya di dunia tapi hingga akhirat kelak.

Reza 'Ayu' Purwanti
Pencarian itu Berakhir di Pusara Ibu

"Tadinya saya membayangkan bisa bertemu ibu, lalu mengajaknya untuk tinggal di rumah saya, bermain bersama cucu-cucunya"

Putri Herlina
Mencari Garis Keluarga dalam Penerimaan dan Doa

Lahir cacat dan ditinggalkan orang tua memaksa putri harus menjalani hari-harinya di panti asuhan. Toh, kelamnya masa lalu tak pernah membunuh mimpinya untuk hidup lebih baik suatu hari nanti. Ia pun selalu berdoa untuk kedua orang tuanya yang tak sekalipun belum pernah ia tahu, " Semoga Allah beri jalan kebaikan pada keduanya, dibukakan pintu hatinya, dan bahwa anak yang dulu telah mereka tinggalkan kini sudah dewasa".

Muhammad Iswan
Lelaki yang Gagal Menemukan Ayahnya

"Tangan Iswan gemetar saat membaca surat itu. Dari tanggal yang tertera, jelas surat wasiat itu ditulis almarhumah ibunya, enam bulan sebelum meninggal. Sebuah surat wasiat yang sangat penting yang mengubah hidup dan jati diri Iswan.

"Assalamu'alaikum iswan, Ayah dan Ibu yang selama ini mengasuh kamu, bukan ibu kandungmu, Ibu kandungmu yang sebenarnya adalah Ibu Rohimah yang selama ini ibu akui sebagai teman ibu di Bandung...."

Nanda Mutia Rahmawati
Menemukan Ayah, Wasiat Ibu yang Belum Tertunaikan

"Andaikan ayah membaca cerita ini, saya ingin katakan padanya "Ayah, aku ingin menatap wajah ayah"

Nurfita Sari Nurdin
Menanti Hari Sakral, Dinikahkan Ayah Kandung

Usai keluarga calon suami pulang lamaran, kakak tertua memberinya selembar kertas usang, kecoklatan dan terlipat. Di beberapa sisi bahkan sudah tampak beberapa sobekan. Detik itu, ia akhirnya tahu bahwa ayah kandungnya bernama Muh. Sabur, Bukan Nurdin Mallo yang selama ini di yakininya.

Nadia
Mencari Saudara Kandung, Sisi lain Rindu pada Garis Keluarga

Saya mendapat ranking dan juara Taekwondo. Saat pulang ke Panti, saya memang menerima ucapan selamat dari semua yang di panti. Tapi jujur, saat itu saya ingin benar-benar mendapatkannya dari keluarga saya, ingin merasakan pelukan layaknya seorang anak dan adik, tapi itu tidak ada.

Untuk Pemesanan atau Berlangganan silahkan hubungi 081391004706

0 komentar:

Posting Komentar

Terlaris Pekan Ini

 

Copyright © 2010 Majalah Tarbawi All Rights Reserved

Design by Dzignine

Maintenance by Indra